MASYARAKAT DESA DAN MASYARAKAT KOTA
Kelompok 6:
1. Aldo Syukur Al Ichsan (10117450)
2. Kiki Fitrianingsih (13117221)
3. M. Andi Sufyan (13117752)
4. M. Habib Rohman (17117199)
5. Naufal Alaudin Nurprakoso (14117448)
6. Dimas Hadi Saputra (11117715)
UNIVERSITAS GUNADARMA
2017
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Banyak alasan pentingnya membicarakan masyarakat pedesaan dan masyarakat
perkotaan. Selain belum ada kesempatan umum tentang keberadaan masyarakat desa
sebagai suatu pengertian yang baku, juga kalau dikaitkan dengan pembangunan
yang orientasinya banyak dicurahkan kepedesaan, maka pedesaan memiliki arti
tersendiri dalam kajian struktur, sosial atau kehidupanya. Dalam keadaan
desa yang “sebenarnya”, desa masih dianggap sebagai standard an pemelihara
system kehidupan bermasyarakat dan kebudayaan asli seperti tolong menolong,
keguyuban, persaudaraan, gotong-royong, kesenian, kepribadian dalam berpakaian,
adat-istiadat, kehidupan moral - susila, dan lain-lain.
Orang kota
membayangkan bahwa desa ini merupakan tempat orang bergaul dengan rukun,
tenang, selaras, dan akur. Akan tetapi justru dengan berdekatan, mudah terjadi
konflik atau persaingan yang bersumber dari peristiwa kehidupan sehari-hari,
hal tanah, gengsi, perkawinan, perbedaan antara kaum muda dan tua serta antara
pria dan wanita. Bayangan bahwa desa tempat ketentraman pada konstelasi
tertentu ada benarnya, akan tetapi yang nampak justru bekerja keraslah yang
merupakan syarat pokok agar dapat hidup di desa.
Demikian pula
dalam konteks pembangunan desa (pertanian), semula orang beranggapan bahwa
masyarakat pertanian mangalami involusi (kemunduran) pertanian yang berjalan
dalam proses kemiskinan dan apapun teknologi dan kelembagaan modern yang masuk
ke pedesaan akan sia-sia. Pernyataan-pernyataan sumbang inilah yang ingin kami
bahas dalam makalah yang ringkas dan singkat ini, yang mana adanya kontroversi
kesan atau pendapat ini mungkin lebih tepat apabila dihubungkan dengan berbagai
gejala sosial seperti konsep-konsep perubahan sosial atau kebudayaan.
Rumusan Masalah
a) Apakah Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan itu?
b) Apa Perbedaan Pedesaan dan Perkotaan?
c) Bagaimana Interaksi Pedesaan dan Perkotaan?
d) Apa Hubungan Pedesaan dan Perkotaan?
A. Apakah masyarakat Pedesaan dan Perkotaan itu?
1. Masyarakat pedesaan
Desa
adalah suatu perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik, dan
kultural yang terdapat di suatu daerah dalam hubungan dan pengaruhnya secara
timbal balik dengan daerah lain, sedangkan masyarakat pedesaan ditandai dengan
pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan
setiap warga atau anggota masyarakat yang amat kuat yang hakikatnya, bahwa
seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat
di mana ia hidup.
a. Ciri – ciri masyarakat pedesaan
a. Afektifitas ada hubungannya
dengan perasaan kasih sayang, cinta, kesetiaan dan kemesraan. Perwujudannya
dalam sikap dan perbuatan tolong menolong, menyatakan simpati terhadap musibah
yang diderita orang lain dan menolongnya tanpa pamrih.
b. Orientasi kolektif sifat
ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka mementingkan
kebersamaan, tidak suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang yang
berbeda pendapat, intinya semua harus memperlihatkan keseragaman persamaan.
c. Partikularisme pada
dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya dengan keberlakuan khusus untuk
suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif, perasaan kebersamaan
sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu saja. (lawannya
Universalisme)
d. Askripsi yaitu berhubungan
dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh berdasarkan suatu usaha yang
tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang sudah merupakan kebiasaan
atau keturunan. (lawanya prestasi).
e. Kekabaran (diffuseness).
Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara pribadi tanpa ketegasan
yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa menggunakan
bahasa tidak langsung, untuk menunjukkan sesuatu. Dari uraian tersebut
(pendapat Talcott Parson) dapat terlihat pada desa-desa yang masih murni
masyarakatnya tanpa pengaruh dari luar.
b. Gejala
Masyarakat Pedesaan
§
Konflik (Pertengkaran)
Ramalan orang kota
bahwa masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang tenang dan harmonis itu memang
tidak sesuai dengan kenyataan sebab yang benar dalam masyarakat pedesaan adalah
penuh masalah dan banyak ketegangan. Karena setiap hari mereka yang selalu
berdekatan dengan orang-orang tetangganya secara terus-menerus dan hal ini
menyebabkan kesempatan untuk bertengkar amat banyak sehingga kemungkinan
terjadi peristiwa-peristiwa peledakan dari ketegangan amat banyak dan sering
terjadi.
Pertengkaran-pertengkaran
yang terjadi biasanya berkisar pada masalah sehari-hari rumah tangga dan sering
menjalar ke luar rumah tangga. Sedang sumber banyak pertengkaran itu
rupa-rupanya berkisar pada masalah kedudukan dan gengsi, perkawinan, dan
sebagainya.
§
Kontraversi (pertentangan)
Pertentangan ini bisa
disebabkan oleh perubahan konsep-konsep kebudayaan (adat-istiadat), psikologi
atau dalam hubungannya dengan guna-guna (black magic). Para ahli hukum adat
biasanya meninjau masalah kontraversi (pertentangan) ini dari sudut kebiasaan
masyarakat.
§
Kompetisi (Persiapan)
Sesuai dengan kodratnya
masyarakat pedesaan adalah manusia-manusia yang mempunyai sifat-sifat sebagai
manusia biasanya yang antara lain mempunyai saingan dengan manifestasi sebagai
sifat ini. Oleh karena itu maka wujud persaingan itu bisa positif dan bisa
negatif. Positif bila persaingan wujudnya saling meningkatkan usaha untuk
meningkatkan prestasi dan produksi atau output (hasil). Sebaliknya yang negatif
bila persaingan ini hanya berhenti pada sifat iri, yang tidak mau berusaha
sehingga kadang-kadang hanya melancarkan fitnah-fitnah saja, yang hal ini
kurang ada manfaatnya sebaliknya menambah ketegangan dalam masyarakat.
§
Kegiatan pada Masyarakat Pedesaan
Masyarakat pedesaan
mempunyai penilaian yang tinggi terhadap mereka yang dapat bekerja keras tanpa
bantuan orang lain. Jadi jelas masyarakat pedesaan bukanlah masyarakat yang
senang diam-diam tanpa aktivitas, tanpa adanya suatu kegiatan tetapi
kenyataannya adalah sebaliknya. Jadi apabila orang berpendapat bahwa orang desa
didorong untuk bekerja lebih keras, maka hal ini tidaklah mendapat sambutan
yang sangat dari para ahli. Karena pada umumnya masyarakat sudah bekerja keras.
§
lemahnya posisi sumber daya alam
lemahnya posisi sumber
daya manusia di pedesaan, kurangnya penguasaan teknologi, lemahnya
infrastruktur dan lemahnya aspek kelembagaan, termasuk budaya, sikap, dan
motivasi.
2. Masyarakat Perkotaan
Beberapa
definisi (secara etimologis) “kota” dalam bahasa
lain yang agak tepat dengan pengertian ini, seperti dalam bahasa Cina, kota
artinya dinding dan dalam bahasa Belanda kuno, tuiin bisa berarti pagar. Jadi
dengan demikian kota adalah batas. Kota adalah suatu ciptaan peradaban budaya
umat manusia. Kota sebagai hasil dari peradaban yang lahir dari pedesaan,
tetapi kota berbeda dengan pedesaan. Masyarakat kota adalah suatu kelompok
teritorial di mana penduduknya menyelenggarakan kegiatan-kegiatan hidup
sepenuhnya, dan juga merupakan suatu kelompok terorganisasi yang tinggal secara
kompak di wilayah tertentu dan memiliki derajat interkomuniti yang tinggi.
Masyarakat perkotaan sering disebut urban community
a) Ciri – ciri masyarakat perkotaan
a.Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan
dengan kehidupan keagamaan di desa.
b.Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya
sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain.
c.Pembagian kerja diantara warga-warga kota juga
lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
d.Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan
juga lebih banyak diperoleh warga kota daripada warga desa.
e.Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut
masyarakat perkotaan, menyebabkan bahwa interaksi-interaksi yang terjadi lebih
didasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.
b)
Permasalahan di kota antara lain:
a.
konflik (pertengkaran)
b.
kontroversi (pertentangan)
c.
kompetisi (persaingan)
d. kegiatan pada masyarakat pedesaan
e.
sistem nilai budaya
B. Perbedaan masyarakat pedesaan dan perkotaan
Dalam
masyarakat modern, sering dibedakan antara masyarakat pedesaan (rural
community) dan masyarakat perkotaan (urban community). Kita dapat membedakan
antara masyarakat desa dan masyarakat kota yang masing-masing punya
karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem yang mandiri, dengan
fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-proses sosial yang sangat berbeda,
bahkan kadang-kadang dikatakan “berlawanan” pula. Perbedaan ciri antara kedua
sistem tersebut dapat diungkapkan secara singkat menurut Poplin (1972) sebagai
berikut:
Perbedaan yang paling menonjol antara masyarakat Perkotaan
dan Masyarakat Pedesaan adalah Masalah
Sosial.
Mengidentifikasi
Masalah Sosial
Masalah sosial
merupakan permasalahan yang terjadi di masyarakat. Masalah sosial merupakan
suatu keadaan di masyarakat yang tidak normal atau tidak semestinya. Masalah
sosial dapat terjadi pada masyarakat di pedesaan maupun di perkotaan. Keadaan
masyarakat di pedesaan dan di perkotaan tentu berbeda. Pada umumnya masyarakat
pedesaan masih memegang erat nilai-nilai kerukunan, kebersamaan dan kepedulian.
Sehingga tidak heran sering kita jumpai adanya kerja bakti, saling memberi dan
menolong. Sedangkan masyarakat di kota hidup dalam suasana egois, individu
(sendiri-sendiri), kurang akrab serta kurang rukun. Kehidupan semacam ini
sebenarnya merupakan salah satu masalah sosial di wilayah tersebut. Saat ini di
negara kita masih banyak kita jumpai permasalahan sosial, antara lain sebagai
berikut:
A)Kebodohan
Salah satu akibat bila kita bodoh adalah mudah diperalat orang
lain. Kita juga akan sulit meraih cita-cita yang tinggi. Kebodohan terjadi
karena tidak memiliki pendidikan atau pendidikannya rendah. Di negara kita
ternyata masih banyak orang yang pendidikannya rendah bahkan tidak pernah
sekolah sama sekali. Masih ada orang yang tidak bisa membaca atau buta huruf.
Hal ini antara lain disebabkan oleh kemalasan, biaya pendidikan yang tinggi dan
tidak meratanya pendidikan di Indonesia.
A)Pengangguran
Pengangguran adalah orang dewasa yang tidak bekerja dan tidak
mendapatkan penghasilan. Jumlah pengangguran semakin banyak karena jumlah
lulusan sekolah lebih banyak dari pada jumlah lapangan pekerjaan. Selain itu
para pengusaha dihadapkan pada persoalan kenaikan tarif listrik dan harga bahan
bakar minyak yang mahal. Hal itu menyebabkan banyaknya perusahaan yang tutup
dan bangkrut, atau setidaknya mengurangi jumlah karyawannya. Itulah sebabnya
pengangguran dapat menimbulkan permasalahan sosial lainnya. Seperti kemiskinan,
kejahatan, perjudian, kelaparan, kurang gizi bahkan meningkatnya angka bunuh
diri.
B)Kemiskinan
Semakin banyak dan semakin lama orang menganggur menyebabkan
kemiskinan. Orang yang miskin tidak dapat memenuhi kebutuhan pokoknya seperti
pangan, sandang dan papan. Kemiskinan dapat menyebabkan berbagai permasalahan
sosial yang lain, seperti kejahatan, kelaparan, putus sekolah, kurang gizi,
rentan penyakit dan stress. Kemiskinan bisa disebabkan oleh dua hal. Yakni dari
dalam diri seseorang (internal) dan faktor dari luar (eksternal). Faktor
internal antara lain karena pendidikan yang rendah, tidak memiliki keterampilan
dan karena sifat malas. Sedangkan faktor eksternal antara lain disebabkan oleh
kondisi ekonomi negara yang buruk, harga melambung tinggi dan kurangnya
perhatian pemerintah.
C)Kejahatan
Kejahatan sering disebut sebagai tindak kriminal atau perbuatan
yang melanggar hukum. Pengangguran dan kemiskinan dapat menyebabkan tindak
kejahatan. Jika tidak dilandasi keimanan dan akal sehat, penganggur mengambil
jalan pintas untuk mengatasi kemiskinannya. Banyak cara keliru yang dijalani
misalnya melakukan judi, penipuan, pencurian, pencopetan, perampokan hingga
pada pembunuhan. Yang stress dan tidak kuat bisa kemudian minum-minuman keras
atau memakai narkoba. Namun ternyata kejahatan tidak hanya karena miskin.
Banyak orang yang sebenarnya sudah mapan hidupnya melakukan kejahatan.
D)Pertikaian
Pertikaian bisa disebabkan karena salah paham, emosi yang tidak
terkendali atau karena memperebutkan sesuatu. Sesuatu yang diperebutkan dapat
berupa suatu prinsip, seseorang atau suatu barang. Pertikaian dapat terjadi di
dalam suatu keluarga atau di masyarakat. Pertikaian yang tidak segera
diselesaikan bisa berakibat fatal. Suatu pertikaian bahkan dapat menimbulkan
korban jiwa.
E)Kenakalan remaja
Kebut-kebutan bagi mereka sendiri sangat berbahaya yakni dapat
menimbulkan kecelakaan. Di samping itu juga mengganggu dan membahayakan orang
lain. Kenakalan remaja dapat berbentuk lain seperti coret-coret dinding di
jalan, minum-minuman keras, berdandan yang tidak semestinya ataupun menggunakan
narkoba. Penyebab kenakalan remaja antara lain sebagai berikut:
1.
Kurangnya perhatian dari orang tua
2.
Pengaruh lingkungan pergaulan
3.
Kurang mantapnya kepribadian diri
4.
Jauh dari kehidupan beragama
Solusi Masalah Sosial
Mengatasi masalah
sosial bukanlah perkara yang mudah. Berikut ini beberapa contoh upaya yang
telah dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi permasalahan sosial:
1.Pemberian kartu askes
Kartu Askes (Asuransi Kesehatan) diberikan kepada keluarga
miskin. Kartu Askes kadang disebut Askeskin (Asuransi Kesehatan Keluarga
Miskin). Dengan kartu Askes, keluarga miskin dapat berobat di rumah sakit yang
ditunjuk dengan biaya ringan atau gratis.
2.Pemberian beras untuk masyarakat miskin
(Raskin)
Raskin merupakan program pemberian bantuan pangan dari
pemerintah berupa beras dengan harga yang sangat murah. Dengan raskin
diharapkan masyarakat yang termasuk keluarga miskin dapat memenuhi kebutuhan pangannya.
3.Pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
BOS diberikan kepada siswa-siswi sekolah mulai dari sekolah
dasar sampai tingkat SLTA. Tujuannya untuk meringankan biaya pendidikan.
Sekarang juga sudah dilakukan program BOS buku. Yakni program penyediaan buku
pelajaran bagi siswa sekolah. Dengan BOS buku diharapkan orang tua tidak lagi
dibebani biaya membeli buku pelajaran untuk anaknya yang sekolah.
4.Sekolah terbuka
Sekolah terbuka merupakan sekolah yang waktu belajarnya tidak
terlalu padat dan terikat. Sekolah terbuka diperuntukkan bagai siswa yang
kurang mampu. Dengan sekolah terbuka siswanya dapat sekolah meskipun sudah
bekerja.
5.Program pendidikan luar sekolah
Pendidikan luar sekolah biasanya berupa kursus-kursus seperti
menjahit, perbengkelan ataupun komputer. Pemerintah mengadakan program
pendidikan luar sekolah agar anak-anak yang tidak sekolah atau putus sekolah
dapat tetap memiliki ilmu dan ketrampilan.
6.Pemberian Bantuan Tunai Langsung (BTL)
BTL diberikan kepada masyarakat miskin yang tidak berpenghasilan.
BTL merupakan dana kompensasi/pengganti kenaikan harga Bahan Bakar Minyak
(BBM).
7.Pemberian bantuan modal usaha
Bantuan modal usaha diberikan kepada
masyarakat miskin yang akan mengembangkan atau memulai suatu usaha. Biasanya
untuk usaha kecil dan menengah. Bantuan modal usaha ini adalah dalam rangka
mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan.
8.Mengontrol jumlah dan pertumbuhan penduduk
Untuk mengontrol jumlah dan pertumbuhan penduduk salah satunya
yaitu dengan program Keluarga Berencana (KB) dengan semboyan dua anak saja
cukup, dengan demikian diharapkan setiap anak yang lahir akan bisa terurus
dengan baik karena jumlah anak yang dilahirkan tidak banyak.
9.Pemerataan persebaran penduduk.
Pemerataan penduduk sebenarnya sudah dilakukan sejak zaman
belanda yaitu dengan mengirim penduduk pulau jawa ke sumatra, kalimantan dan
pulau-pulau yang lain untuk menjadi pekerja. Hal seperti ini dilanjutkan pada
masa orde baru dengan nama transmigrasi, ada banyak perbedaan antara masa
belanda dengan masa orde baru, pada masa orde baru orang yang mau Stransmigrasi
di beri tanah, rumah, di jatah bahan makanan dalam kurun waktu tertentu.
Transmigrasi dilakukan untuk mengurangi kepadatan penduduk dan memberikan
peluang usaha serta pekerjaan bagi masyarakat.
10.Peningkatan pelayanan
kesehatan.
Kesehatan adalah modal utama manusia dalam berdaya upaya, oleh
karena itu kesehatan sangat penting dan karena pentingnya tersebut pemerintah
mencanangkan makanan 4 sehat 5 sempurna dan posyandu-posyandu di desa-desa.
11.Peningkatan pelayanan
pendidikan.
Pemerintah sudah berupaya keras untuk
meningkatkan pendidikan di indonesia yaitu dengan memberikan bantuan kepada
setiap sekolah dan siswanya. Serta diselenggarakannya SMP dan SMA terbuka yang
di khususkan untuk mereka yang tidak mampu, sekarang pemerintah mencanangkan
program WAJAR (wajib belajar).
Interaksi
antara masyarakat pedesaan dan perkotaan
a.Pola interaksi sosial pada masyarakat ditentukan
oleh struktur sosial masyarakat yang bersangkutan.
b.Pola interaksi masyarakat pedesaan adalah dengan
prinsip kerukunan, sedang masyarakat perkotaan lebih ke motif ekonomi, politik,
pendidikan, dan kadang hierarki.
c.Pola interaksi masyarakat pedesaan bersifat
horisontal, sedangkan masyarakat perkotaan vertikal.
d.Pola interaksi masyarakat kota adalah individual,
sedangkan masyarakat desa adalah kebersamaan.
e.Pola solidaritas sosial masyarakat pedesaan timbul
karena adanya kesamaan-kesamaan kemasyarakatan, sedangkan masyarakat kota
terbentuk karena adanya perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat.
Pengaruh desa terhadap kota
a) Penyedia tenaga kerja
b) Penyedia bahan – bahan kebutuhan kota
c) Penyedia lahan (space)
Pengaruh kota terhadap desa
a) kota menghasilkan barang-barang yang dibutuhkan
desa
b) menyediakan tenaga kerja bidang jasa
c) memproduksi hasil pertanian desa
d) penyedia fasilitas-fasilitas pendidikan, kesehatan,
perdagangan, rekreasi
e) andil dalam terkikisnya budaya desa
Hubungan desa dan kota
Masyarakat
pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu
sama lain. Bahkan terdapat hubungan uang erat, bersifat ketergantungan, karena
saling membutuhkan. Kota tergantung desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan
bahan-bahan pangan, desa juga merupakan tenaga kasar pada jenis-jenis pekerjaan
tertentu di kota. Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yg juga
diperlukan oleh orang desa, kota juga menyediakan tenaga-tenaga yang melayani
bidang-bidang jasa yg dibutuhkan oleh orang desa.
Aspek Positif dan Negatif dari Masyarakat Desa dan Kota
Aspek Negatif:
a.Bertambahnya
penduduk sehingga tidak seimbang dengan persedian lahan pertanian.
b.Terdesaknya
kerajinan rumah di desa oleh produksi industri modern.
c.Penduduk
desa, terutama kaum muda, merasa tertekan oleh oleh adat istiadat yang ketat
sehingga mengakibatkan suatu cara hidup yang menoton.
d.Didesa
tidak banyak kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan.
e.Kegagalan
panen yang disebabkan oleh berbagai hal, seperti banjir, serangan hama, kemarau
panjang, dsb. Sehingga memaksa penduduk desa untuk mencari penghidupan lain
dikota.
Aspek Positif:
a.Penduduk
desa kebanyakan beranggapan bahwa dikota banyak pekerjaan dan lebih mudah untuk
mendapatkan penghasilan.
b.Dikota
lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan usaha kerajinan rumah menjadi
industri kerajinan.
c.Pendidikan
terutama pendidikan lanjutan, lebih banyak dikota dan lebih mudah didapat.
d.Kota
dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan merupakan tempat
pergaulan dengan segala macam kultur manusianya.
e.Kota
memberi kesempatan untuk menghindarkan diri dari kontrol sosial yang ketat atau
untuk mengangkat diri dari posisi sosial yang rendah.
KESIMPULAN
Masyarakat pedesaan adalah sekelompok orang
yang hidup bersama dan bekerjasama yang berhubungan secara erat tahan lama
dengan sifat-sifat yang hamper sama (homogen) disuatu daerah atau wilayah
tertentu dengan bermata pencaharian dari sektor pertanian (agraris). Sedangkan
masyarakat kota ialah masyarakat yang tinggal di tengah-tengah kota, gaya hidup
individual, jalan pikiran yang rasional dan tidak terikat oleh adat atau norma
tertentu
Meskipun banyak sekali perbedaan antara
masyarakat desa dan kota, namun diantara kedua komponen tersebut memiliki
hubungan yang signifikan, artinya kehidupan perekonomian di kota tidak akan
berjalan dengan baik apabila tidak ada pasokan tenaga atau barang dari desa,
begitu juga sebaliknya.
Manusia menjalani kehidupan didunia ini
tidaklah bisa hanya mengandalkan dirinya sendiri dalam artian butuh bantuan dan
pertolongan orang lain. Oleh karena itu kehidupan bermasyarakat hendaklah
menjadi sebuah pendorong atau sumber kekuatan untuk mencapai cita – cita
kehidupan yang harmonis, baik itu kehidupan didesa maupun diperkotaan. Tentunya
itu adalah harapan kita Bersama, tetapi fonomena apa yang kita saksikan
sekarang ini, jauh sekali dari harapan dan tujuan pembangunan Nasional negara
ini, kesenjangan sosial, yang kaya semakin kaya dan yang tidak mampu semakin
terpuruk, mutu Pendidikan yang masih rendah, orang mudah sekali membunuh
saudaranya (dekadensi moral) hanya karena hal sepele saja, dan masih banyak
lagi fenomena kehidupan tersebut diatas yang kita rasakan bersama, mungkin juga
fenomena itu ada pada lingkungan dimana kita tinggal.
Sehubungan dengan itu, barangkali kita
berprasangka atau mengira fenomena – fenomena yang terjadi hanya terjadi dikota
saja, ternyata problem yang tidak jauh beda terjadi didesa, yang kita sangka
adalah tempat yang aman, tenag dan berakhlak (manusiawi), ternyata telah
disusupi oleh kehidupan kota yang serba boleh dan bebas itu disatu pihak
masalah urbanisasi menjadi masalah serius bagi kota dan desa, karena masyarakat
desa yang berurbanisasi ke kota menjadi masyarakat marjinal dan bagi desa
pengaruh urbanisasi menjadikan sumber daya manusia yang produktif didesa
menjadi berkurang yang membuat sebuah desa tidak mampu bahkan cenderung
tertinggal.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar